"ILMU PERPUSTAKAAN"
Bahan Rujukan Umum dan Khusus
A. Pengertian
Koleksi dianggap bermanfaat karena dapat digunakan
sebagai rujukan atau sebagai acuan dalam memecahkan sebuah masalah.[1] Koleksi rujukan atau koleksi referensi
adalah kumpulan bahan pustaka yang berupa karya-karya referensial, yang disusun
sebagai alat konsultasi atau penunjuk mengenai informasi-informasi tertentu.
Koleksi rujukan dimaksudkan untuk mencari data atau informasi khusus mengenai
topik-topik tertentu atau untuk konsultasi saja. Koleksi ini tidak untuk dibaca
seperti buku biasa dan juga tidak untuk dibawa keluar perpustakaan, di samping
koleksi ini diperlukan setiap waktu untuk konsultasi. Jenis-jenis koleksi
rujukan misalnya almanak dan buku tahunan (yearbook), buku pegangan (handbook)
dan manual, buku petunjuk (directory), ensiklopedi (encyclopaedia), kamus,
sumber biografi, sumber geografi, bibliografi, indeks, abstrak, dan
sumber-sumber rujukan lain dibahas dalam tulisan ini.[2]
Adapun pengertian rujukan menurut ALA (American
Library Association Glossary of Library Terms menyatakan bahwa:
·
Sebuah buku yang disusun dan diolah
sedemikian rupa untuk digunakan sebagai sumber menemukan informasi tertentu dan
tidak untuk dibaca secara keseluruhan.
·
Sebuah buku yang penggunaannya terbatas
dalam gedung perpustakaan.
Definisi Harrod’s Librarian Glossary. Sumber ini
membatasi buku rujukan sebagai:
·
Buku rujukan
adalah buku – buku, seperti kamus, ensiklopedi, kamus ilmu bumi, buku tahunan,
buku petunjuk, bibliografi, dan abstrak.
·
Buku rujukan
adalah buku yang disimpan untuk dijadikan sumber informasi yang tidak
diperkenankan digunakan diluar gedung perpustakaan.[3]
William A. Katz, salah seorang pakar ilmu
perpustakaan di amerika serikat berpendapat bahwa sesungguhnya tidak ada
batasan yang benar – benar memuaskan mengenai bahan rujukan. Ella V. Aldrich
menjelaskan bahwa yang dimaksut dengab buku – buku rujukan itu adalah
buku-buku, seperti kamus, ensiklopedi, buku pegangan dan buku-buku yang memuat
subjek spesifik atau umum.
Shores dan Krzys dalam Encyclopedia of Library and
Information Science berkesimpulan bahwa buku rujukan adalah buku yang
diterbitkan terutama untuk dibaca untuk mendapatkan keterangan ketimbang untuk
dibaca secara menyeluruh atau secara berkesinambungan.[4]
Beberapa
pustakawan mengistilahkan ‘koleksi rujukan’ dengan ‘koleksi referensi’. Menurut
sifat informasinya koleksi rujukan dapat dibedakan atas:
1. Koleksi
Rujukan Umum adalah koleksi rujukan yang memberikan
informasi umum, ruang lingkupnya luas tanpa batas-batas subjek atau batas lain
yang dapat memberikan spesifikasi tertentu.
2. Koleksi
Rujukan Khusus adalah rujukan yang memberikan informasi
khusus mengenai subjek atau pokok bahasan tertentu.[5]
B.
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan
menggunakan koleksi sekunder dan koleksi tersier adalah :
·
memberikan keterangan atau penjelasan langsung dan
mendasar tentang suatu hal yang ingin
diketahui untuk menghilangkan keragu-raguan terhadap pengertian masalah
tertentu.
·
menambahkan perbendaharaan kata yang
dimiliki ; bukan hanya mengetahui suatu kata atau istilah, bahkan dapat
mengetahui keterangan dasarnya, baik mengenai asal kata/istilah, penggunaannya,
pengucapannya, sejarah, padanan kata, lawan kata dan sebagainya.
·
dapat digunakan untuk mengetahui seluk
beluk serta keadaan suatu negara atau tempat lain di dunia, bahkan mengenai
tempat yang belum pernah dikunjungi.
·
menggambarkan riwayat hidup tokoh-tokoh
terkemuka dan terkenal, termasuk karyakarya, penghargaan yang diterima,
pengalaman mereka kiat-kiat suksesnya.
·
meningkatkan ketrampilan dan kemampuan
dalam menggunakan sumber informasi dasar.
·
menunjang kegiatan penelitian.
·
membantu para pustakawan dan juga
pemakai lain dalam melakukan penelusuran informasi.[6]
C. Jenis-jenis
bahan rujukan
1.
Almanak dan
Buku Tahunan
Almanak
adalah buku yang memuat informasi tentang data atau statistik yang berkaitan dengan
negara, kejadian, pejabat, subjek dan kehidupannya. Banyak almanak subyek yang
diterbitkan secara tahunan atau tengah tahunan, yang kadang-kadang disebut dengan
Yearbook atau Annuals atau buku tahunan. Biasanya almanak memiliki
bahasan yang lebih umum dibanding dengan buku tahunan. Ada almanak yang disusun
secara kronologis, berdasarkan waktu yang umumnya memuat informasi mengenai
ramalan-ramalan cuaca, data statistik organisasi atau lembaga, dan
catatan-catatan mengenai kejadian atau peristiwa yang nyata dan bersifat mutakhir.
Yang termasuk dalam kategori ini antara lain; The Hammond Almanac, The People’s
Almanac, The Reader’s Digest Almanac and yearbook, Whitaker’s Almanac, The World
Almanac and book of facts, The Guinness book of world records terbitan
Bantam books di New York, berisi hal-hal yang bersifat paling. Seperti paling
besar dan paling kecil, paling tinggi dan paling rendah, paling panjang dan
paling pendek, dsb. Dari berbagai almanak tersebut yang paling banyak digunakan
adalah The World Almanac and book of facts, kemudian Information
Please Almanac, dan kemudian Whitaker’s Almanac. Buku tahunan adalah
bahan rujukan yang memuat informasi mengenai catatan kejadian, perkembangan
suatu masalah atau subjek dalam satu tahun terakhir. Buku ini banyak digunakan
di perpustakaan untuk menjawab pertanyaan rujukan.[7] Berikut
ini adalah contoh buku tahunan yang bersifat umum; Statistical Yearbook. New
York: United Nation, 1984 to date; StatisticalIndonesia, Jakarta:
Biro Pusat Statistik, 1957 to date; Facts on File Yearbook. New
York: Facts on File, inc., 1940 to date, annual; Sedangkan
contoh buku tahunan yang bersifat khusus adalah: Demograpiic Yearbook.
New York: United Nation,1949; Statistic Pendidikan. Jakarta: BP3K.
Tujuan
diterbitkannya almanak dan buku tahunan adalah:
·
Untuk
menjaga kesegaran informasi dari buku-buku standar yang biasanya direvisi
secara total pada waktu-waktu tertentu saja. Ensiklopedi misalnya, untuk
menjaga kemutakhiran isinya tidak akan direvisi (dengan menuliskan semua artikelnya)
setiap tahun, tetapi hanya dengan menerbitkan buku tahunan. Oleh karena itu
untuk mencari informasi yang relatif baru pada suatu subjek atau pribadi
tertentu, pemakai biasanya menggunakan almanak atau buku tahunan.
·
Untuk
digunakan mencari keterangan singkat mengenai kejadian-kejadian terakhir. Almanak
dan buku tahunan diterbitkan dengan tujuan agar dapat digunakan untuk mencari
keterangan singkat mengenai kejadian terakhir. Apabila informasi yang
dibutuhkan hanyalah informasi singkat tentang suatu kejadian tanpa penjelasan,
maka almanak dapat digunakan untuk mencari informasi tersebut. Tetapi apabila
pemakai tersebut membutuhkan latar belakang informasi tentang perkembangan terakhir
dari suatu subjek, atau mencari suatu informasi tentang peristiwa yang tidak
ditemukan dalam almanak, maka pemakai tersebut dapat menggunakan buku tahunan
untuk mencari informasi yang diinginkannya.
·
Memberi keterangan tentang perkembangan tertentu
pada masa lalu. Karena almanak dan buku tahunan memberikan informasi singkat
mengenai peristiwa/kejadian terakhir, maka sumber rujukan ini dapat pula
memberikan informasi tentang kecenderungan dari suatu kemajuan pada periode
tertentu di masa lalu. Sebagai contoh pada word almanac terbitan 1908
yang membahas tentang kereta api menghabiskan sebanyak 22 halaman, tetapi pada terbitan
1977 artikel yang sama hanya menghabiskan tiga halaman saja. Sebaliknya, jumlah
halaman yang dipakai untuk menulis artikel mengenai televisi menjadi hampir 10
halaman lebih banyak pada kurun wakt tersebut.
·
Seolah-olah merupakan indeks kejadian-kejadian.
Beberapa buku tahunan dan almanak berisi informasi yang juga bisa kita temukan
dalam direktori. Sebagai contoh pada bidang tertentu dalam sebuah buku tahunan
mungkin terdapat nama orang yang menjadi pelopor atau ahli dalam bidang
tersebut disertai dengan alamatnya, bahkan mungkin juga disertai dengan
biografi ringkas dari ahli tersebut dan perhimpunan dengan alamatnya.
·
Untuk dilihat sepintas lalu saja.[8]
2.
Buku pegangan
dan manual
Antara buku pegangan dan manual sulit untuk
dibedakan, keduanya seringkali dianggap sebagai sinonim, atau karena kesulitan
untuk memberikan difinisi sehingga keduanya disebut kompendium. Buku
pegangan (handbook) berisi informasi mengenai petunjuk dan identifikasi suatu
masalah secara mendasar. Buku ini banyak memuat keterangan dan informasi yang berupa
tabel-tabel, simbol, formula dan istilah yang berkaitan dengan suatu subjek yang
dibahasnya. Tujuan utama dari penulisan buku pegangan dan manual adalah sebagai
bahan rujukan cepat dalam satu bidang atau cabang pengetahuan. Penekanannya
lebih berat pada keberadaan pengetahuan dibanding perkembangan baru.[9]
Buku
pegangan (handbook) dan manual adalah koleksi rujukan yang memuat bunga
rampai informasi yang dipusatkan pada pokok bahasan atau subjek tertentu yang
dipergunakan sebagai pedoman untuk mengerjakan sesuatu. Perlu dibedakan antara
buku pegangan dan manual. Buku pegangan merupakan sumber rujukan singkat.
Isinya adalah informasi tentang pengetahuan dasar dalam suatu subjek. Data yang
dimuat umumnya dalam bentuk ringkas, tabeltabel, grafik, simbol-simbol,
persamaan, senyawa-senyawa, dan lain-lain yang hanya dapat dimengerti oleh
pakar yang ahli dalam bidang/subjek tertentu. Sedangkan manual (buku pedoman)
memuat petunjuk mengenai bagaimana melakukan sesuatu, kemana dan apa yang harus
kita kerjakan. Berikut ini adalah contoh buku pegangan dan buku pedoman yang
bersifat umum.
·
Guinness Book of World’s Record. New
York: Sterling Publishing Company, 1955 to date, annual.
·
Kane, Joseph N. Famous First Facts, 4th
ed. New York: The H.W.Wilson Co., 1981, 1360 pp
Untuk bidang-bidang yang lebih khusus dapat
kita temui buku pegangan dan buku pedoman sebagai berikut:
·
Wint, Guy. Asia Handbook. New
York: Praenager, 1966.
·
Indonesia Handbook. Jakarta:
Departemen Penerangan, 1970.
·
Turabian, Kate L. A manual for
writers of term paper, theses and dissertations. Chicago: University of
Chicago Press, 1973.
·
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah Sederhana. Departemen P dan K Lembaga Perpuskaan.
Jakarta: PDK, 1972.
3.
Ensiklopedi
Ensiklopedi dapat didefinisikan sebagai: “Sebuah
karya ilmiah berisi informasi yang sangat luas, dalam berbagai bidang
pengetahuan, dan biasanya disusun secara alphabetis subyek atau nama”. Istilah
“sangat luas” bukan berarti semuanya. Istilah tersebut hanyalah menggambarkan
sebagai sesuatu yang sangat luar biasa, seperti dengan istilah yang digunakan
oleh Diderot, bahwa sebuah ensiklopedi memiliki nilai yang bersifat mistisius.
Bukan mistik yang berarti tidak nyata, namun mendekati itu karena sangat luar
biasa. Setiap ensiklopedi yang diterbitkan, biasanya menguraikan banyak artikel
secara detail, seringkali pula disertai daftar bacaan pada setiap bagian atau
sub-bagiannya; ada uraian singkat dan ada uraian yang panjang disertai
informasi tentang berbagai data seperti tanggal lahir dan kematian para ilmuwan
terkenal, lokasi geografis dan peristiwa-peristiwa bersejarah. Cakupan ini
menyebabkan ensiklopedi sangat ideal untuk dikatakan sebagai bahan rujukan. Dan
ensiklopedi yang besar seringkali menjadi tumpuan pustakawan untuk memberikan
jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para pemakai
perpustakaan ataupun pencari informasi lainnya.
Bahan pustaka yang tertulis pada bagian bawah
artikel membantu pembaca untuk dapat menemukan informasi tambahan yang
diperlukan untuk memperkaya wawasan keilmuan atau khazanah keilmuan, ataupun
untuk memperoleh penjelasan yang dianggap kurang komplit ketika membaca artikel
yang ada dalam sebuah ensiklopedi. Artikel dalam ensiklopedi merupakan sebuah
rangkuman dari konsep yang sangat panjang, bukan hanya sekedar sebuah potongan
atau bagian dari konsep tersebut. Hugh Kenner secara cerdik meringkas isi dan
tujuan ensiklopedi sebagai berikut: “Ensiklopedi membuat kita seperti melompat
dari suatu masa yang sangat panjang, dan ensiklopedi merupakan suatu yang tak
mungkin ditulis hanya oleh seseorang, dan setiap orang hendaknya membacanya”.
Bukannya tidak mungkin terjadi kritikan terhadap sebuah ensiklopedi. Jika ini
ada mungkin disebabkan karena penyusunan sebuah ensiklopedi memerlukan waktu
yang cukup lama sehingga begitu selesai penyusunannya, mungkin pengetahuan yang
dicakupnya sudah bergerak maju dan berkembang, sehingga apa yang diuraikan dalam
ensiklopedi dapat dikatakan ketinggalan. Saat ini berbagai ensiklopedi disusun
dengan bebagai tujuan pula. Tetapi intinya adalah untuk mengumpulkan dan
mengorganisir pengetahuan yang tersebar di berbagai belahan dunia, atau untuk
memenuhi kebutuhan informasi para pembaca. Hampir semua bidang pengetahuan dan
informasi dikupas, dirinci dan dijelaskan melalui berbagai artikel
yang
disusun secara detail dan didukung oleh fakta-fakta yang akurat. Berdasarkan
cakupannya ensiklopedi bisa dibedakan menjadi:
·
Ensiklopedi umum, yang tidak mambatasi cakupannya
pada subyek tertentu. Contoh:
Ensiklopedi Nasional Indonesia.
Jakarta: Ichtisar, 1983-.;
Encyclopedia Americana.
New York: Grolier, 1986. 30 jilid.
·
Ensiklopedi khusus, yang membatasi
cakupannya pada bidang atau subyek tertentu. Contoh:
Ensklopedi Islam.
Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993. 5 jilid;
Ensiklopedi Ijmak: Persepakatan Ulama
dalam Hukum Islam. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan
Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1986; Syekh Imam Syihabuddin Abi Abdillah
Yaquut bin Abdullah al-Hamawiy ar -Ruumiy al-Baghdadiy. Mu’jam Al-Udaba’.
Beirut: Dar Ihya’ at-Turaats al-Arabiyyi. 1936. (c18) jilid.[11]
4. Direktori
Pengertian direktori menurut ALA Glossary of
Library and Information Sicience adalah koleksi rujukan yang memuat
nama-nama atau organisasi yang disusun secara sistematis, biasanya menurut
abjad atau golongan, dilengkapi dengan alamat, kegiatan dan data lain. Sesuai
dengan definisinya, maka direktori digunakan untuk mencari informasi tentang:
·
Alamat atau nomor telepon, tentang seseorang
atau perusahaan atau instansi.
·
Nama lengkap seseorang, perusahaan atau
organisasi atau instansi.
·
Keterangan mengenai instansi atau mengenai
produk pabrik tertentu atau pelayanan suatu biro jasa tertentu.
·
Keterangan tentang siapa yang menjadi
kepala suatu instansi, direktur suatu perusahaan, rektor suatu perguruan
tinggi, kepala sekolah dan sebagainya, pada saat ini atau pada suatu periode
tertentu.
Direktori/buku petunjuk dapat dibagi dalam beberapa
golongan sebagai berikut:
·
Buku petunjuk yang bersifat lokal,
misalnya buku telepon, petunjuk kota dan sebagainya.
·
Buku petunjuk yang berhubungan dengan
pemerintah, misalnya petunjuk tentang kantor pos, kantor polisi dan
instansi-instansi pemerintah lainnya. Buku petunjuk pada kelompok ini sering
juga memuat informasi tentang badan-badan internasional.
·
Buku petunjuk yang memuat informasi
tentang badan-badan instansi, misalnya sekolah, yayasan, perpustakaan, rumah
sakit, museum dan organisasi lain yang sejenis.
·
Buku petunjuk tentang suatu profesi,
misalnya ahli hukum, ahli perpustakaan, dokter, dan sebagainya.
·
Buku petunjuk yang memuat informasi
tentang perdagangan dan industri, misalnya pabrik, perusahaan, biro jasa, dan
lain-lain.
Berikut
adalah contoh buku petunjuk (direktori) yang bersifat umum:
·
The Word of Learning. London:
Europa Publications, 1947.
·
Buku Petunjuk Telepon.
Sedangkan
contoh direktori yang bersifat khusus adalah:
·
American Universities and Colleges.
11th
ed. Washington: American Council on Education, 1973.
·
The American Library Directory. New
York: R.R Bowker Co., 1923 to date, biennial.
·
Direktori Perpuskaan Indonesia. Jakarta:
Lembaga Perpustakaan Dept. P dan K, 1972.
·
Directory of Special Libraries and Information
Centers. Detroit: Gale Research Co., 1963 to date, biennal,
3 Vols.[12]
5. Kamus
Kamus berisi daftar kata dasar suatu
bahasa yang disusun menurut abjad. Kamus yang baik disertai dengan keterangan
mengenai bentuk, tanda baca, fungsi, asal-usul atau sejarah kata,arti, sinonim,
antonim, sintaksis dan ungkapan tiap kata. Ada kamus yang memuat semua
keterangan tersebut secra lengkap, dan ada kamus yang hanya memuat beberapa
bagian saja. Istilah lain dari kamus adalah; daftar kata/istilah, takarir,
glosari, leksikon, dan mu’jam. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kamus
seperti:
·
Tempat mencari makna kata,
·
Tempat memeriksa ejaan, penyukuan, serta
penggunaan tanda hubung,
·
Tempat mencari lafal kata,
·
Tempat mencari riwayat, asal-usul dan
turunan kata,
·
Tempat mencari sinonim, antonim, dan
homonim kata,
·
Tempat mencari singkatan, akronim, tanda
dan lambang kata,
·
Tempat mencari kata asing yang sering
dipakai.
6. Bibliografi
Bibliografi adalah daftar buku-buku dalam bidang
atau subyek tertentu, di mana hakekat keberadaan (lokasi) buku-buku tersebut
tidak dibatasi pada satu perpustakaan tertentu. Bibliografi biasanya disusun
menurud abjad pengarang atau kronologis atau subyek. Kadang-kadang bibliografi
disertai dengan anotasi dan disebut dengan bibliografi beranotasi.
Tujuan bibliografi adalah membantu pemakai
mengetahui eksistensi sebuah dokumen atau mengidentifikasi sebuah dokumen atau
bahan pustaka lain sesuai dengan keperluannya.
Contoh:
Perpustakaan
Nasional RI. Bibliografi Nasional Indonesia. Jakarta: Perpustakaan
Nasional.
Adwityani
S. Bibliografi Beranotasi tahun 1997-2002: Buku Bacaan Umum/Dewasa dan
Remaja. Jakarta: Yayasan Buku Utama, 2004.[13]
7.
Sumber
Biografi
Informasi biografi dapat ditemukan dalam sejumlah
buku rujukan ang berbeda-beda. Data biografi yang utama adalah: tanggal lahir
dan meninggal, data pendidikan, status perkawinan, dan keluarga, kualifikasi,
jabatan, buku serta karya tulis yang telah diterbitkan. Sumber biografi adalah
koleksi rujukan yang memuat informasi mengenai tanggal kelahiran/kematian
seseorang, kualifikasi, kedudukan, kegiatan dan
riwayat
hidup lainnya. Biasanya informasi tersebut disusun menurut urutan abjad. Sumber
biografi dapat digolongkan menjadi:
a. Sumber
biografi universal/umum yang isinya tidak terbatas pada negara dan waktu.
Contoh:
·
International Who’ Who. London:
Europa Publications, 1974.
·
Webster’s Biographical Dictionary, rev.
Ed. Springfield, Massachusetts: G & C Meriam Co. 1974
b. Sumber
biografi nasional, isinya memuat tokoh-tokoh nasional, negara atau daerah
tertentu. Contoh: Who’ Who in Indonesia. Disusun oleh O. G. Roeder.
Djarkarta: Gunung Agung, 1971
c. Sumber
biografi khusus atau profesional, ini biasanya memuat nama-nama tokoh terkenal
dalam suatu lapangan tertentu. Contoh: Who’s Who in Librarianship. Edited
by Thomas Landau. Cambrige: Bowes & Bowes. 1954. Menurut sifatnya biografi
dibedakan menjadi dua macam:
·
Sumber biografi yang sifatnya mutakhir (current),
artinya sumber ini memuat biografi orang-orang yang masih hidup.
·
Sumber biografi yang sifatnya retrospektif,
artinya sumber biografi ini hanya memuat riwayat hidup tokoh-tokoh yang sudah
meninggal.
8.
Sumber
Geografi
Adalah koleksi rujukan yang khusus memuat informasi
geografis dalam bentuk penyajian yang berupa atlas, peta, globe, kamus ilmu
bumi (gazetter), atau buku penuntun (guidebook). Sedangkan kamus
ilmu bumi berisi mengenai pengucapan kata tempat, lokasi, deskripsi secara
singkat, luas daerah, jumlah penduduk dan sebagainya. Dalam menggunakan
terbitan ini khususnya peta, atlas, dan kamus ilmu bumi, yang sangat
penting
adalah mengenai tujuan terbitan tersebut, dan pembatasan yang berhubungan
dengan: negara yang dicakup, skala dan proyeksi pada peta, pentingnya tahun
terbit untuk batas-batas negara dan populasi. Kamus ilmu bumi harus menunjukkan
sumber-sumber yang digunakan untuk data statistik yang dimuatnya.
Contoh:
The Columbia Lippincott
Gazetter of the word. Ed. by L.E. Seltzer. New York: Columbia
University Press, 1962.
Buku penuntun (guidebook) biasanya penting
bagi wisatawan, karena memuat tempat-tempat bersejarah, rumahrumah makan,
toko-toko suvenir, biro-biro perjalanan dan sebagainya. Penggunaan buku
penuntun pariwisata harus agak berhati-hati, karena biasanya terbitan ini adalah
salah satu bentuk promosi sehingga informasi faktual pun diberikan sedemikian rupa
untuk memperoleh kesan baik.
Contoh:
·
Petunjuk Kota Jakarta. Jakarta:
Aneka Sari
·
Rand Mcnally Road Atlas. Chicago:
Rand McNally
Atlas, peta dan bola dunia berisikan
keterangan-keterangan mengenai
letak,
luas, dan keadaan geografis lainnya dari suatu daerah atau wilayah.
Contoh:
Atlas Semesta Alam. Djakarta:
Djambatan, 1952.
Pengertian atlas sendiri adalah kumpulan dari
peta-peta. Ada beberapa macam peta seperti:
a. Peta
sejarah. Isinya mengenai sejarah tempat masa lalu. Contoh: Shepherd, William M.
Historical Atlas. New York: Barnes and Noble, 1964.
b. Peta
topografi. Berisi tentang fisik laut, tanah, gunung, dan sebagainya. Biasanya
bisa dilihat pada warna peta tersebut.
c. Peta
politik. Berisi tentang keterangan mengenai batas negara.
d. Peta
ekonomi. Memberikan informasi ekonomi seperti rute kereta api, bus yang
masing-masing ditandai dengan gambar. Contoh: Gisburg, Norton. Atlas of
Economic Development. Chicago: University of Chicago Press, 1961.
9. Indeks
dan Abstrak
Indeks dan abstrak adalah koleksi rujukan yang
berarti daftar karya tulis yang disusun secara sitematis, untuk menunjukkan di
mana bahan-bahan tersebut berkala lainnya, bagian-bagian buku teks, tesis,
disertasi, laporan penelitian, pidato-pidato, terbitan pemerintah dan
sebagainya. Abstrak merupakan suatu ringkasan atau sari karangan dari suatu
penerbitan atau artikel, sering terbatas pada subjek tertentu, dengan disertai
sekedar gambaran bibliografis sehingga memungkinkan artikel tersebut dapat
ditemukan. Fungsi indeks dan abstrak sebenarnya sama. Namun abstrak mempunyai
kelebihan yaitu memuat ringkasan artikel yang di indeks sehingga abstrak dapat
membantu pemakai dalam menentukan apakah artikel tersebut akan dibaca tidak dan
mempercepat penelusuran literatur “retrospektif” tanpa harus mencari bahan
pustaka lainnya.
Secara umum fungsi
indeks dan abstrak adalah:
a. Indeks
dan abstrak merupakan alat penelusuran informasi.
b. Indeks
dan abstrak merupakan petunjuk tentang data atau informasi.
c. Indeks
dan abstrak dapat menghubungkan subjek atau cabang-cabang ilmu pengetahuan.
d. Indeks
merupakan alat pelayanan informasi mutakhir (Current Awarenes Services).
e. Indeks
dan abstrak merupakan alat seleksi bahan pustaka.
Contoh
indeks yang bersifat umum:
·
Essay and General Literature Index.
New
York: H.W. Wilson, 1900/1933 to date.
·
Index of Indonesian Learned Periodicals
(Indeks Majalah Ilmiah). Jakarta: PDIN-LIPI.
Contoh
abstrak yang bersifat umum:
·
Bulletin Signaletique (Buletin Aalitique).
Paris:
Centre Nationale de la Recherche Scientifique, 1940.
·
Indonesian Abstracts.
Jakarta: MIPI, 1959.
Contoh
indeks yang bersifat khusus:
·
Indeks Biologi dan Pertanian Indonesia
(Indonesia Biological and Agriculturan index). Bogor:
Pusat Perpustakaan Pertanian dan Biologi, dua bulanan.
·
Social Science Citiation Index. Philadelphia:
institute for Scientific Information, bimonthly.
Contoh
abstrak yang bersifat khusus:
·
Library and Information Science Abstracts.
London:
LibraryAssociation, 1950.
·
Pollution Abstracts. La
Jolla, Cal.: Pollution Abstract Inc., 1970.
D. Sumber-sumber
rujukan lain
Selain koleksi rujukan yangtersebut di atas,
penerbitan-penerbitan lain seperti penerbitan resmi (lembaran negara, dll.),
proses release, laporan penelitian, brosur, pamflet dll. Dapat juga
dijadikan sumber rujukan untuk informasi mengenai perundang-undangan, peraturan
pemerintah, data statistik, hasil-hasil pertanian, dan keterangan-keterangan
lain yang dibutuhkan oleh pemakai.[14]
PENUTUP
Kolesi rujukan atau koleksi referensi adalah
kumpulan bahan pustaka yang berupa karya-karya referensial, yang disusun
sebagai alat konsultasi atau penunjuk mengenai informasi-informasi tertentu.
Koleksi rujukan dimaksudkan untuk mencari data atau informasi khusus mengenai
topik-topik tertentu atau untuk konsultasi saja. Koleksi ini tidak untuk dibaca
seperti buku biasa dan juga tidak untuk dibawa keluar perpustakaan, di samping
koleksi ini diperlukan setiap waktu untuk konsultasi. Jenis-jenis koleksi
rujukan misalnya almanak dan buku tahunan (yearbook), buku pegangan (handbook)
dan manual, buku petunjuk (directory), ensiklopedi (encyclopaedia), kamus,
sumber biografi, sumber geografi, bibliografi, indeks, abstrak, dan
sumber-sumber rujukan lain dibahas dalam tulisan ini.
[1]
“Dasar Rujukan Secara Umum Dalam Perpustakaan”. 11 September 2014. http://www.eyuana.com/2013/01/pengertian-manfaat-dan-jenis-bahan_6260.html
[2] Tambusai,
Azhary. 2007. Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Ragam, Historisme Sumut. 23 (IX): 41- 48.
[3]
“Dasar Rujukan Secara Umum Dalam Perpustakaan”. 11 September 2014. http://www.eyuana.com/2013/01/pengertian-manfaat-dan-jenis-bahan_6260.html
[4]
Rahman
Saleh, Abdul. 2010. Bahan Rujukan.
Jakarta: Universitas Terbuka, hal 4.
[5]
Tambusai, Azhary. 2007.
Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Ragam,
Historisme Sumut. 23 (IX): 41- 48.
[6]
Subrata, Gatot.2009.
Kajian Ilmu Perpustakaan: Litelatur Primer, Sekunder, Dan Tersier. Pustakawan Negeri Malang. Page: 1-15
[7] Idim
[8]
Tambusai, Azhary. 2007.
Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Ragam,
Historisme Sumut. 23 (IX): 41- 48.
[9]
Subrata, Gatot.2009.
Kajian Ilmu Perpustakaan: Litelatur Primer, Sekunder, Dan Tersier. Pustakawan Negeri Malang. Page: 1-15
[10]
Tambusai, Azhary. 2007.
Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Ragam,
Historisme Sumut. 23 (IX): 41- 48.
[11]
Subrata, Gatot.2009.
Kajian Ilmu Perpustakaan: Litelatur Primer, Sekunder, Dan Tersier. Pustakawan Negeri Malang. Page: 1-15
[12]
Tambusai, Azhary. 2007.
Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Ragam,
Historisme Sumut. 23 (IX): 41- 48.
[13]
Subrata, Gatot.2009.
Kajian Ilmu Perpustakaan: Litelatur Primer, Sekunder, Dan Tersier. Pustakawan Negeri Malang. Page: 1-15
[14]
Tambusai, Azhary. 2007.
Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Ragam,
Historisme Sumut. 23 (IX): 41- 48.