Sabtu, 20 September 2014

DASAR-DASAR RUJUKAN SECARA UMUM



"ILMU PERPUSTAKAAN"
Bahan Rujukan Umum dan Khusus



A.    Pengertian
Koleksi dianggap bermanfaat karena dapat digunakan sebagai rujukan atau sebagai acuan dalam memecahkan sebuah masalah.[1] Koleksi rujukan atau koleksi referensi adalah kumpulan bahan pustaka yang berupa karya-karya referensial, yang disusun sebagai alat konsultasi atau penunjuk mengenai informasi-informasi tertentu. Koleksi rujukan dimaksudkan untuk mencari data atau informasi khusus mengenai topik-topik tertentu atau untuk konsultasi saja. Koleksi ini tidak untuk dibaca seperti buku biasa dan juga tidak untuk dibawa keluar perpustakaan, di samping koleksi ini diperlukan setiap waktu untuk konsultasi. Jenis-jenis koleksi rujukan misalnya almanak dan buku tahunan (yearbook), buku pegangan (handbook) dan manual, buku petunjuk (directory), ensiklopedi (encyclopaedia), kamus, sumber biografi, sumber geografi, bibliografi, indeks, abstrak, dan sumber-sumber rujukan lain dibahas dalam tulisan ini.[2]
Adapun pengertian rujukan menurut ALA (American Library Association Glossary of Library Terms menyatakan bahwa:
·         Sebuah buku yang disusun dan diolah sedemikian rupa untuk digunakan sebagai sumber menemukan informasi tertentu dan tidak untuk dibaca secara keseluruhan.
·         Sebuah buku yang penggunaannya terbatas dalam gedung perpustakaan.
Definisi Harrod’s Librarian Glossary. Sumber ini membatasi buku rujukan sebagai:
·         Buku rujukan adalah buku – buku, seperti kamus, ensiklopedi, kamus ilmu bumi, buku tahunan, buku petunjuk, bibliografi, dan abstrak.
·         Buku rujukan adalah buku yang disimpan untuk dijadikan sumber informasi yang tidak diperkenankan digunakan diluar gedung perpustakaan.[3]
William A. Katz, salah seorang pakar ilmu perpustakaan di amerika serikat berpendapat bahwa sesungguhnya tidak ada batasan yang benar – benar memuaskan mengenai bahan rujukan. Ella V. Aldrich menjelaskan bahwa yang dimaksut dengab buku – buku rujukan itu adalah buku-buku, seperti kamus, ensiklopedi, buku pegangan dan buku-buku yang memuat subjek spesifik atau umum.
Shores dan Krzys dalam Encyclopedia of Library and Information Science berkesimpulan bahwa buku rujukan adalah buku yang diterbitkan terutama untuk dibaca untuk mendapatkan keterangan ketimbang untuk dibaca secara menyeluruh atau secara berkesinambungan.[4]
Beberapa pustakawan mengistilahkan ‘koleksi rujukan’ dengan ‘koleksi referensi’. Menurut sifat informasinya koleksi rujukan dapat dibedakan atas:
1.      Koleksi Rujukan Umum adalah koleksi rujukan yang memberikan informasi umum, ruang lingkupnya luas tanpa batas-batas subjek atau batas lain yang dapat memberikan spesifikasi tertentu.
2.      Koleksi Rujukan Khusus adalah rujukan yang memberikan informasi khusus mengenai subjek atau pokok bahasan tertentu.[5]

B.     Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan koleksi sekunder dan koleksi tersier adalah :
·         memberikan keterangan atau penjelasan langsung dan mendasar tentang suatu hal yang  ingin diketahui untuk menghilangkan keragu-raguan terhadap pengertian masalah tertentu.
·         menambahkan perbendaharaan kata yang dimiliki ; bukan hanya mengetahui suatu kata atau istilah, bahkan dapat mengetahui keterangan dasarnya, baik mengenai asal kata/istilah, penggunaannya, pengucapannya, sejarah, padanan kata, lawan kata dan sebagainya.
·         dapat digunakan untuk mengetahui seluk beluk serta keadaan suatu negara atau tempat lain di dunia, bahkan mengenai tempat yang belum pernah dikunjungi.
·         menggambarkan riwayat hidup tokoh-tokoh terkemuka dan terkenal, termasuk karyakarya, penghargaan yang diterima, pengalaman mereka kiat-kiat suksesnya.
·         meningkatkan ketrampilan dan kemampuan dalam menggunakan sumber informasi dasar.
·         menunjang kegiatan penelitian.
·         membantu para pustakawan dan juga pemakai lain dalam melakukan penelusuran informasi.[6]

C.     Jenis-jenis bahan rujukan
1.      Almanak dan Buku Tahunan
Almanak adalah buku yang memuat informasi tentang data atau statistik yang berkaitan dengan negara, kejadian, pejabat, subjek dan kehidupannya. Banyak almanak subyek yang diterbitkan secara tahunan atau tengah tahunan, yang kadang-kadang disebut dengan Yearbook atau Annuals atau buku tahunan. Biasanya almanak memiliki bahasan yang lebih umum dibanding dengan buku tahunan. Ada almanak yang disusun secara kronologis, berdasarkan waktu yang umumnya memuat informasi mengenai ramalan-ramalan cuaca, data statistik organisasi atau lembaga, dan catatan-catatan mengenai kejadian atau peristiwa yang nyata dan bersifat mutakhir. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain; The Hammond Almanac, The People’s Almanac, The Reader’s Digest Almanac and yearbook, Whitaker’s Almanac, The World Almanac and book of facts, The Guinness book of world records terbitan Bantam books di New York, berisi hal-hal yang bersifat paling. Seperti paling besar dan paling kecil, paling tinggi dan paling rendah, paling panjang dan paling pendek, dsb. Dari berbagai almanak tersebut yang paling banyak digunakan adalah The World Almanac and book of facts, kemudian Information Please Almanac, dan kemudian Whitaker’s Almanac. Buku tahunan adalah bahan rujukan yang memuat informasi mengenai catatan kejadian, perkembangan suatu masalah atau subjek dalam satu tahun terakhir. Buku ini banyak digunakan di perpustakaan untuk menjawab pertanyaan rujukan.[7] Berikut ini adalah contoh buku tahunan yang bersifat umum; Statistical Yearbook. New York: United Nation, 1984 to date; StatisticalIndonesia, Jakarta: Biro Pusat Statistik, 1957 to date; Facts on File Yearbook. New York: Facts on File, inc., 1940 to date, annual; Sedangkan contoh buku tahunan yang bersifat khusus adalah: Demograpiic Yearbook. New York: United Nation,1949; Statistic Pendidikan. Jakarta: BP3K.
Tujuan diterbitkannya almanak dan buku tahunan adalah:
·         Untuk menjaga kesegaran informasi dari buku-buku standar yang biasanya direvisi secara total pada waktu-waktu tertentu saja. Ensiklopedi misalnya, untuk menjaga kemutakhiran isinya tidak akan direvisi (dengan menuliskan semua artikelnya) setiap tahun, tetapi hanya dengan menerbitkan buku tahunan. Oleh karena itu untuk mencari informasi yang relatif baru pada suatu subjek atau pribadi tertentu, pemakai biasanya menggunakan almanak atau buku tahunan.
·         Untuk digunakan mencari keterangan singkat mengenai kejadian-kejadian terakhir. Almanak dan buku tahunan diterbitkan dengan tujuan agar dapat digunakan untuk mencari keterangan singkat mengenai kejadian terakhir. Apabila informasi yang dibutuhkan hanyalah informasi singkat tentang suatu kejadian tanpa penjelasan, maka almanak dapat digunakan untuk mencari informasi tersebut. Tetapi apabila pemakai tersebut membutuhkan latar belakang informasi tentang perkembangan terakhir dari suatu subjek, atau mencari suatu informasi tentang peristiwa yang tidak ditemukan dalam almanak, maka pemakai tersebut dapat menggunakan buku tahunan untuk mencari informasi yang diinginkannya.
·         Memberi keterangan tentang perkembangan tertentu pada masa lalu. Karena almanak dan buku tahunan memberikan informasi singkat mengenai peristiwa/kejadian terakhir, maka sumber rujukan ini dapat pula memberikan informasi tentang kecenderungan dari suatu kemajuan pada periode tertentu di masa lalu. Sebagai contoh pada word almanac terbitan 1908 yang membahas tentang kereta api menghabiskan sebanyak 22 halaman, tetapi pada terbitan 1977 artikel yang sama hanya menghabiskan tiga halaman saja. Sebaliknya, jumlah halaman yang dipakai untuk menulis artikel mengenai televisi menjadi hampir 10 halaman lebih banyak pada kurun wakt tersebut.
·          Seolah-olah merupakan indeks kejadian-kejadian. Beberapa buku tahunan dan almanak berisi informasi yang juga bisa kita temukan dalam direktori. Sebagai contoh pada bidang tertentu dalam sebuah buku tahunan mungkin terdapat nama orang yang menjadi pelopor atau ahli dalam bidang tersebut disertai dengan alamatnya, bahkan mungkin juga disertai dengan biografi ringkas dari ahli tersebut dan perhimpunan dengan alamatnya.
·         Untuk dilihat sepintas lalu saja.[8]

2.      Buku pegangan dan manual
Antara buku pegangan dan manual sulit untuk dibedakan, keduanya seringkali dianggap sebagai sinonim, atau karena kesulitan untuk memberikan difinisi sehingga keduanya disebut kompendium. Buku pegangan (handbook) berisi informasi mengenai petunjuk dan identifikasi suatu masalah secara mendasar. Buku ini banyak memuat keterangan dan informasi yang berupa tabel-tabel, simbol, formula dan istilah yang berkaitan dengan suatu subjek yang dibahasnya. Tujuan utama dari penulisan buku pegangan dan manual adalah sebagai bahan rujukan cepat dalam satu bidang atau cabang pengetahuan. Penekanannya lebih berat pada keberadaan pengetahuan dibanding perkembangan baru.[9]
Buku pegangan (handbook) dan manual adalah koleksi rujukan yang memuat bunga rampai informasi yang dipusatkan pada pokok bahasan atau subjek tertentu yang dipergunakan sebagai pedoman untuk mengerjakan sesuatu. Perlu dibedakan antara buku pegangan dan manual. Buku pegangan merupakan sumber rujukan singkat. Isinya adalah informasi tentang pengetahuan dasar dalam suatu subjek. Data yang dimuat umumnya dalam bentuk ringkas, tabeltabel, grafik, simbol-simbol, persamaan, senyawa-senyawa, dan lain-lain yang hanya dapat dimengerti oleh pakar yang ahli dalam bidang/subjek tertentu. Sedangkan manual (buku pedoman) memuat petunjuk mengenai bagaimana melakukan sesuatu, kemana dan apa yang harus kita kerjakan. Berikut ini adalah contoh buku pegangan dan buku pedoman yang bersifat umum.
·         Guinness Book of World’s Record. New York: Sterling Publishing Company, 1955 to date, annual.
·         Kane, Joseph N. Famous First Facts, 4th ed. New York: The H.W.Wilson Co., 1981, 1360 pp
Untuk bidang-bidang yang lebih khusus dapat kita temui buku pegangan dan buku pedoman sebagai berikut:
·         Wint, Guy. Asia Handbook. New York: Praenager, 1966.
·         Indonesia Handbook. Jakarta: Departemen Penerangan, 1970.
·         Turabian, Kate L. A manual for writers of term paper, theses and dissertations. Chicago: University of Chicago Press, 1973.
·         Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Sederhana. Departemen P dan K Lembaga Perpuskaan. Jakarta: PDK, 1972.
·         Handbook of Chemestry and Phisics. Claveland: Chemical Rubber Co., 1913 to date, annual.[10]

3.      Ensiklopedi
Ensiklopedi dapat didefinisikan sebagai: “Sebuah karya ilmiah berisi informasi yang sangat luas, dalam berbagai bidang pengetahuan, dan biasanya disusun secara alphabetis subyek atau nama”. Istilah “sangat luas” bukan berarti semuanya. Istilah tersebut hanyalah menggambarkan sebagai sesuatu yang sangat luar biasa, seperti dengan istilah yang digunakan oleh Diderot, bahwa sebuah ensiklopedi memiliki nilai yang bersifat mistisius. Bukan mistik yang berarti tidak nyata, namun mendekati itu karena sangat luar biasa. Setiap ensiklopedi yang diterbitkan, biasanya menguraikan banyak artikel secara detail, seringkali pula disertai daftar bacaan pada setiap bagian atau sub-bagiannya; ada uraian singkat dan ada uraian yang panjang disertai informasi tentang berbagai data seperti tanggal lahir dan kematian para ilmuwan terkenal, lokasi geografis dan peristiwa-peristiwa bersejarah. Cakupan ini menyebabkan ensiklopedi sangat ideal untuk dikatakan sebagai bahan rujukan. Dan ensiklopedi yang besar seringkali menjadi tumpuan pustakawan untuk memberikan jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para pemakai perpustakaan ataupun pencari informasi lainnya.
Bahan pustaka yang tertulis pada bagian bawah artikel membantu pembaca untuk dapat menemukan informasi tambahan yang diperlukan untuk memperkaya wawasan keilmuan atau khazanah keilmuan, ataupun untuk memperoleh penjelasan yang dianggap kurang komplit ketika membaca artikel yang ada dalam sebuah ensiklopedi. Artikel dalam ensiklopedi merupakan sebuah rangkuman dari konsep yang sangat panjang, bukan hanya sekedar sebuah potongan atau bagian dari konsep tersebut. Hugh Kenner secara cerdik meringkas isi dan tujuan ensiklopedi sebagai berikut: “Ensiklopedi membuat kita seperti melompat dari suatu masa yang sangat panjang, dan ensiklopedi merupakan suatu yang tak mungkin ditulis hanya oleh seseorang, dan setiap orang hendaknya membacanya”. Bukannya tidak mungkin terjadi kritikan terhadap sebuah ensiklopedi. Jika ini ada mungkin disebabkan karena penyusunan sebuah ensiklopedi memerlukan waktu yang cukup lama sehingga begitu selesai penyusunannya, mungkin pengetahuan yang dicakupnya sudah bergerak maju dan berkembang, sehingga apa yang diuraikan dalam ensiklopedi dapat dikatakan ketinggalan. Saat ini berbagai ensiklopedi disusun dengan bebagai tujuan pula. Tetapi intinya adalah untuk mengumpulkan dan mengorganisir pengetahuan yang tersebar di berbagai belahan dunia, atau untuk memenuhi kebutuhan informasi para pembaca. Hampir semua bidang pengetahuan dan informasi dikupas, dirinci dan dijelaskan melalui berbagai artikel
yang disusun secara detail dan didukung oleh fakta-fakta yang akurat. Berdasarkan cakupannya ensiklopedi bisa dibedakan menjadi:
·         Ensiklopedi umum, yang tidak mambatasi cakupannya pada subyek tertentu. Contoh:
Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Ichtisar, 1983-.;
Encyclopedia Americana. New York: Grolier, 1986. 30 jilid.
·         Ensiklopedi khusus, yang membatasi cakupannya pada bidang atau subyek tertentu. Contoh:
Ensklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993. 5 jilid;
Ensiklopedi Ijmak: Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1986; Syekh Imam Syihabuddin Abi Abdillah Yaquut bin Abdullah al-Hamawiy ar -Ruumiy al-Baghdadiy. Mu’jam Al-Udaba’. Beirut: Dar Ihya’ at-Turaats al-Arabiyyi. 1936. (c18) jilid.[11]

4.      Direktori
Pengertian direktori menurut ALA Glossary of Library and Information Sicience adalah koleksi rujukan yang memuat nama-nama atau organisasi yang disusun secara sistematis, biasanya menurut abjad atau golongan, dilengkapi dengan alamat, kegiatan dan data lain. Sesuai dengan definisinya, maka direktori digunakan untuk mencari informasi tentang:
·         Alamat atau nomor telepon, tentang seseorang atau perusahaan atau instansi.
·         Nama lengkap seseorang, perusahaan atau organisasi atau instansi.
·          Keterangan mengenai instansi atau mengenai produk pabrik tertentu atau pelayanan suatu biro jasa tertentu.
·         Keterangan tentang siapa yang menjadi kepala suatu instansi, direktur suatu perusahaan, rektor suatu perguruan tinggi, kepala sekolah dan sebagainya, pada saat ini atau pada suatu periode tertentu.
Direktori/buku petunjuk dapat dibagi dalam beberapa golongan sebagai berikut:
·         Buku petunjuk yang bersifat lokal, misalnya buku telepon, petunjuk kota dan sebagainya.
·         Buku petunjuk yang berhubungan dengan pemerintah, misalnya petunjuk tentang kantor pos, kantor polisi dan instansi-instansi pemerintah lainnya. Buku petunjuk pada kelompok ini sering juga memuat informasi tentang badan-badan internasional.
·         Buku petunjuk yang memuat informasi tentang badan-badan instansi, misalnya sekolah, yayasan, perpustakaan, rumah sakit, museum dan organisasi lain yang sejenis.
·         Buku petunjuk tentang suatu profesi, misalnya ahli hukum, ahli perpustakaan, dokter, dan sebagainya.
·         Buku petunjuk yang memuat informasi tentang perdagangan dan industri, misalnya pabrik, perusahaan, biro jasa, dan lain-lain.
Berikut adalah contoh buku petunjuk (direktori) yang bersifat umum:
·         The Word of Learning. London: Europa Publications, 1947.
·         Buku Petunjuk Telepon.
Sedangkan contoh direktori yang bersifat khusus adalah:
·         American Universities and Colleges. 11th ed. Washington: American Council on Education, 1973.
·         The American Library Directory. New York: R.R Bowker Co., 1923 to date, biennial.
·         Direktori Perpuskaan Indonesia. Jakarta: Lembaga Perpustakaan Dept. P dan K, 1972.
·         Directory of Special Libraries and Information Centers. Detroit: Gale Research Co., 1963 to date, biennal, 3 Vols.[12]

5.      Kamus
Kamus berisi daftar kata dasar suatu bahasa yang disusun menurut abjad. Kamus yang baik disertai dengan keterangan mengenai bentuk, tanda baca, fungsi, asal-usul atau sejarah kata,arti, sinonim, antonim, sintaksis dan ungkapan tiap kata. Ada kamus yang memuat semua keterangan tersebut secra lengkap, dan ada kamus yang hanya memuat beberapa bagian saja. Istilah lain dari kamus adalah; daftar kata/istilah, takarir, glosari, leksikon, dan mu’jam. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kamus seperti:
·         Tempat mencari makna kata,
·         Tempat memeriksa ejaan, penyukuan, serta penggunaan tanda hubung,
·         Tempat mencari lafal kata,
·         Tempat mencari riwayat, asal-usul dan turunan kata,
·         Tempat mencari sinonim, antonim, dan homonim kata,
·         Tempat mencari singkatan, akronim, tanda dan lambang kata,
·         Tempat mencari kata asing yang sering dipakai.

6.      Bibliografi
Bibliografi adalah daftar buku-buku dalam bidang atau subyek tertentu, di mana hakekat keberadaan (lokasi) buku-buku tersebut tidak dibatasi pada satu perpustakaan tertentu. Bibliografi biasanya disusun menurud abjad pengarang atau kronologis atau subyek. Kadang-kadang bibliografi disertai dengan anotasi dan disebut dengan bibliografi beranotasi.
Tujuan bibliografi adalah membantu pemakai mengetahui eksistensi sebuah dokumen atau mengidentifikasi sebuah dokumen atau bahan pustaka lain sesuai dengan keperluannya.
Contoh:
Perpustakaan Nasional RI. Bibliografi Nasional Indonesia. Jakarta: Perpustakaan Nasional.
Adwityani S. Bibliografi Beranotasi tahun 1997-2002: Buku Bacaan Umum/Dewasa dan Remaja. Jakarta: Yayasan Buku Utama, 2004.[13]

7.      Sumber Biografi
Informasi biografi dapat ditemukan dalam sejumlah buku rujukan ang berbeda-beda. Data biografi yang utama adalah: tanggal lahir dan meninggal, data pendidikan, status perkawinan, dan keluarga, kualifikasi, jabatan, buku serta karya tulis yang telah diterbitkan. Sumber biografi adalah koleksi rujukan yang memuat informasi mengenai tanggal kelahiran/kematian seseorang, kualifikasi, kedudukan, kegiatan dan
riwayat hidup lainnya. Biasanya informasi tersebut disusun menurut urutan abjad. Sumber biografi dapat digolongkan menjadi:
a.       Sumber biografi universal/umum yang isinya tidak terbatas pada negara dan waktu. Contoh:
·         International Who’ Who. London: Europa Publications, 1974.
·         Webster’s Biographical Dictionary, rev. Ed. Springfield, Massachusetts: G & C Meriam Co. 1974
b.      Sumber biografi nasional, isinya memuat tokoh-tokoh nasional, negara atau daerah tertentu. Contoh: Who’ Who in Indonesia. Disusun oleh O. G. Roeder. Djarkarta: Gunung Agung, 1971
c.       Sumber biografi khusus atau profesional, ini biasanya memuat nama-nama tokoh terkenal dalam suatu lapangan tertentu. Contoh: Who’s Who in Librarianship. Edited by Thomas Landau. Cambrige: Bowes & Bowes. 1954. Menurut sifatnya biografi dibedakan menjadi dua macam:
·         Sumber biografi yang sifatnya mutakhir (current), artinya sumber ini memuat biografi orang-orang yang masih hidup.
·         Sumber biografi yang sifatnya retrospektif, artinya sumber biografi ini hanya memuat riwayat hidup tokoh-tokoh yang sudah meninggal.

8.      Sumber Geografi
Adalah koleksi rujukan yang khusus memuat informasi geografis dalam bentuk penyajian yang berupa atlas, peta, globe, kamus ilmu bumi (gazetter), atau buku penuntun (guidebook). Sedangkan kamus ilmu bumi berisi mengenai pengucapan kata tempat, lokasi, deskripsi secara singkat, luas daerah, jumlah penduduk dan sebagainya. Dalam menggunakan terbitan ini khususnya peta, atlas, dan kamus ilmu bumi, yang sangat
penting adalah mengenai tujuan terbitan tersebut, dan pembatasan yang berhubungan dengan: negara yang dicakup, skala dan proyeksi pada peta, pentingnya tahun terbit untuk batas-batas negara dan populasi. Kamus ilmu bumi harus menunjukkan sumber-sumber yang digunakan untuk data statistik yang dimuatnya.
 Contoh:
The Columbia Lippincott Gazetter of the word. Ed. by L.E. Seltzer. New York: Columbia University Press, 1962.
Buku penuntun (guidebook) biasanya penting bagi wisatawan, karena memuat tempat-tempat bersejarah, rumahrumah makan, toko-toko suvenir, biro-biro perjalanan dan sebagainya. Penggunaan buku penuntun pariwisata harus agak berhati-hati, karena biasanya terbitan ini adalah salah satu bentuk promosi sehingga informasi faktual pun diberikan sedemikian rupa untuk memperoleh kesan baik.
Contoh:
·         Petunjuk Kota Jakarta. Jakarta: Aneka Sari
·         Rand Mcnally Road Atlas. Chicago: Rand McNally
Atlas, peta dan bola dunia berisikan keterangan-keterangan mengenai
letak, luas, dan keadaan geografis lainnya dari suatu daerah atau wilayah.
Contoh:
Atlas Semesta Alam. Djakarta: Djambatan, 1952.
Pengertian atlas sendiri adalah kumpulan dari peta-peta. Ada beberapa macam peta seperti:
a.       Peta sejarah. Isinya mengenai sejarah tempat masa lalu. Contoh: Shepherd, William M. Historical Atlas. New York: Barnes and Noble, 1964.
b.      Peta topografi. Berisi tentang fisik laut, tanah, gunung, dan sebagainya. Biasanya bisa dilihat pada warna peta tersebut.
c.       Peta politik. Berisi tentang keterangan mengenai batas negara.
d.      Peta ekonomi. Memberikan informasi ekonomi seperti rute kereta api, bus yang masing-masing ditandai dengan gambar. Contoh: Gisburg, Norton. Atlas of Economic Development. Chicago: University of Chicago Press, 1961.

9.      Indeks dan Abstrak
Indeks dan abstrak adalah koleksi rujukan yang berarti daftar karya tulis yang disusun secara sitematis, untuk menunjukkan di mana bahan-bahan tersebut berkala lainnya, bagian-bagian buku teks, tesis, disertasi, laporan penelitian, pidato-pidato, terbitan pemerintah dan sebagainya. Abstrak merupakan suatu ringkasan atau sari karangan dari suatu penerbitan atau artikel, sering terbatas pada subjek tertentu, dengan disertai sekedar gambaran bibliografis sehingga memungkinkan artikel tersebut dapat ditemukan. Fungsi indeks dan abstrak sebenarnya sama. Namun abstrak mempunyai kelebihan yaitu memuat ringkasan artikel yang di indeks sehingga abstrak dapat membantu pemakai dalam menentukan apakah artikel tersebut akan dibaca tidak dan mempercepat penelusuran literatur “retrospektif” tanpa harus mencari bahan pustaka lainnya.
Secara umum fungsi indeks dan abstrak adalah:
a.       Indeks dan abstrak merupakan alat penelusuran informasi.
b.      Indeks dan abstrak merupakan petunjuk tentang data atau informasi.
c.       Indeks dan abstrak dapat menghubungkan subjek atau cabang-cabang ilmu pengetahuan.
d.      Indeks merupakan alat pelayanan informasi mutakhir (Current Awarenes Services).
e.       Indeks dan abstrak merupakan alat seleksi bahan pustaka.
Contoh indeks yang bersifat umum:
·         Essay and General Literature Index. New York: H.W. Wilson, 1900/1933 to date.
·         Index of Indonesian Learned Periodicals (Indeks Majalah Ilmiah). Jakarta: PDIN-LIPI.
Contoh abstrak yang bersifat umum:
·         Bulletin Signaletique (Buletin Aalitique). Paris: Centre Nationale de la Recherche Scientifique, 1940.
·         Indonesian Abstracts. Jakarta: MIPI, 1959.
Contoh indeks yang bersifat khusus:
·         Indeks Biologi dan Pertanian Indonesia (Indonesia Biological and Agriculturan index). Bogor: Pusat Perpustakaan Pertanian dan Biologi, dua bulanan.
·         Social Science Citiation Index. Philadelphia: institute for Scientific Information, bimonthly.
Contoh abstrak yang bersifat khusus:
·         Library and Information Science Abstracts. London: LibraryAssociation, 1950.
·         Pollution Abstracts. La Jolla, Cal.: Pollution Abstract Inc., 1970.

D.    Sumber-sumber rujukan lain
Selain koleksi rujukan yangtersebut di atas, penerbitan-penerbitan lain seperti penerbitan resmi (lembaran negara, dll.), proses release, laporan penelitian, brosur, pamflet dll. Dapat juga dijadikan sumber rujukan untuk informasi mengenai perundang-undangan, peraturan pemerintah, data statistik, hasil-hasil pertanian, dan keterangan-keterangan lain yang dibutuhkan oleh pemakai.[14]



PENUTUP

            Kolesi rujukan atau koleksi referensi adalah kumpulan bahan pustaka yang berupa karya-karya referensial, yang disusun sebagai alat konsultasi atau penunjuk mengenai informasi-informasi tertentu. Koleksi rujukan dimaksudkan untuk mencari data atau informasi khusus mengenai topik-topik tertentu atau untuk konsultasi saja. Koleksi ini tidak untuk dibaca seperti buku biasa dan juga tidak untuk dibawa keluar perpustakaan, di samping koleksi ini diperlukan setiap waktu untuk konsultasi. Jenis-jenis koleksi rujukan misalnya almanak dan buku tahunan (yearbook), buku pegangan (handbook) dan manual, buku petunjuk (directory), ensiklopedi (encyclopaedia), kamus, sumber biografi, sumber geografi, bibliografi, indeks, abstrak, dan sumber-sumber rujukan lain dibahas dalam tulisan ini.


[1] “Dasar Rujukan Secara Umum Dalam Perpustakaan”. 11 September 2014. http://www.eyuana.com/2013/01/pengertian-manfaat-dan-jenis-bahan_6260.html
[2] Tambusai, Azhary. 2007. Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Ragam, Historisme Sumut. 23 (IX): 41- 48.
[3] “Dasar Rujukan Secara Umum Dalam Perpustakaan”. 11 September 2014. http://www.eyuana.com/2013/01/pengertian-manfaat-dan-jenis-bahan_6260.html
[4] Rahman Saleh, Abdul. 2010. Bahan Rujukan. Jakarta: Universitas Terbuka, hal 4.
[5] Tambusai, Azhary. 2007. Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Ragam, Historisme Sumut. 23 (IX): 41- 48.
[6] Subrata, Gatot.2009. Kajian Ilmu Perpustakaan: Litelatur Primer, Sekunder, Dan Tersier. Pustakawan Negeri Malang. Page: 1-15
[7]  Idim
[8] Tambusai, Azhary. 2007. Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Ragam, Historisme Sumut. 23 (IX): 41- 48.
[9] Subrata, Gatot.2009. Kajian Ilmu Perpustakaan: Litelatur Primer, Sekunder, Dan Tersier. Pustakawan Negeri Malang. Page: 1-15
[10] Tambusai, Azhary. 2007. Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Ragam, Historisme Sumut. 23 (IX): 41- 48.
[11] Subrata, Gatot.2009. Kajian Ilmu Perpustakaan: Litelatur Primer, Sekunder, Dan Tersier. Pustakawan Negeri Malang. Page: 1-15
[12] Tambusai, Azhary. 2007. Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Ragam, Historisme Sumut. 23 (IX): 41- 48.

[13] Subrata, Gatot.2009. Kajian Ilmu Perpustakaan: Litelatur Primer, Sekunder, Dan Tersier. Pustakawan Negeri Malang. Page: 1-15
[14] Tambusai, Azhary. 2007. Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Ragam, Historisme Sumut. 23 (IX): 41- 48.